Alasan Pendidikan Papua Tak Kunjung Maju

Banyak Alasan Pendidikan Papua Tak Kunjung MajuFoto : UGMJAKARTA - Pemerintah bercita-cita agar seluruh wilayah Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang merata. Namun, masih banyak daerah di Nusantara yang kualitas pendidikannya terbelakang, termasuk Papua.  
Pengembangan pendidikan di Papua dinilai belum berjalan maksimal. Maka, rendahnya tingkat pendidikan rata-rata masyarakat Papua menjadi akar permasalahan yang berdampak pada persoalan lain, yakni politik, sosial, maupun ekonomi.
 
Topik tersebut yang diangkat dalam diskusi bertajuk ‘Prespektif Pengembangan Pendidikan di Papua:Problematika dan Strategi Pengembangan Pendidikan di Papua’ yang digelar Keluarga Mahasiswa Papua Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang bisa disebut Kempagama.
 
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pokja Papua UGM Bambang Purwoko menjelaskan data kondisi pendidikan di Papua. Bambang menilai, data yang disajikan oleh BPS selama ini tidak sesuai dengan realita yang ada.
 
“Realita di lapangan lebih rendah dari data yang ada. Contohnya, angka melek huruf di Provinsi Papua pada 2012 berkisar 75,83 persen. Padahal realita di lapangan tidak demikian. Banyak daerah-daerah di pegunungan yang kondisinya lebih buruk. Ketika kita bicara Papua, kita tidak hanya bicara soal Jayapura, Merauke, namun juga bicara soal (Kabupaten-red) Intan Jaya, Deiyai, Puncak,” tegas Bambang, seperti disitat dari situs UGM, Selasa (3/6/2014).
 
Menurut Bambang, ada banyak penyebab tertinggalnya pendidikan di Papua dibandingkan daerah lain di Indonesia. Dari segi pemerintahan, dia merasa sangsi komitmen dan terobosan pemerintah untuk meningkatkan pendidikan.
 
Selain itu, rendahnya kualitas pengajar dan sarana prasarana yang belum memadai menjadi penghambat peningkatan kualitas pendidikan di Papua. “Tidak hanya dari pemerintah, masyarakat yang belum sadar arti penting pendidikan juga menjadi salah satu penghambat,” paparnya.
 
Tapi, Bambang menilai Papua memiliki peluang untuk meningkatkan pendidikan mereka. Anggaran dana Otonomi Khusus (otsus) yang dimiliki Papua, lanjutnya, merupakan sebuah peluang baik jika digunakan secara tepat. “Belum lagi perhatian pihak luar seperti LSM dan masyarakat untuk Papua,” ungkap Dosen Fisipol UGM itu.

ref:okezone.com
Load disqus comments

0 komentar