Tata cara shalat tarawih kadang membuat kita bingung, hendak mengerjakannya 8 rakaat atau 20 rakaat. Selain itu, kita mungkin pula bertanya mengenai bacaan niat dan doa sholat tarawih serta shatal witir. Dengan Tarawih yang menjadi ibadah sunnah muakkad pada bulan Ramadhan, ada keinginan untuk mendekatkan diri lebih jauh kepada Allah di bulan yang suci ini.
Shalat tarawih pada awalnya dikerjakan secara sendiri oleh Rasulullah saw. Ketika para Sahabat bertanya tentang hal ini, beliau menjawab “Aku tidak keluar (mengerjakan salat tarawih di masjid) karena aku takut sholat itu nantinya diwajibkan kepada kalian”. (H.R. Muslim). Shalat tarawih dikerjakan secara berjamaah sejak masa kekhalifahan Umar bin Khattab.
Tata Cara Rakaat Shalat Tarawih
Pengerjaan shalat tarawih kadang membuat kita bertanya, mana yang benar. 8 rakaat atau 20 rakaat? Keduanya sama-sama memiliki dalil. Yang disayangkan adalah, jika seorang muslim justru tidak mengerjakan salat tarawih (entah berjamaah atau sendiri) ketika Ramadhan tiba.
Dalil untuk salat tarawih 11 rakaat adalah ucapan Aisyah tentang cara shalat Rasulullah pada bulan Ramadhan, “Beliau (Nabi) tidak pernah menambah (jumlah rakaat) di bulan Ramadan dan selain Ramadan dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat (rakaat), jangan tanya bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat lagi empat (rakaat), jangan tanya bagus dan panjangnya, kemudian beliau shalat tiga (rakaat) ….” (HR. Bukhari).
Meskipun demikian, perbuatan Nabi ini tidak berarti kewajiban salat tarawih dilakukan 11 rakaat. Mereka yang mantap dengan salat 20 rakaat biasanya merujuk pada riwayat dari Al Mughirah r.a., “Nabi Saw shalat malam sampai bengkak kedua tumit atau betisnya.” Banyak yang menafsirkan ini bermakna jumlah rakaat yang banyak.
Akan halnya Imam An-Nawawi berkata, “Shalat Tarawih adalah sunnah menurut ijma (konsensus) para ulama. Dalam mazhab kami (shalat Tarawih) adalah dua puluh rakaat dengan sepuluh kali salam (per dua rakaat) dan dibolehkan (pelaksanaannya) sendiri atau berjama’ah.” (Al-Majmu, 4/31)
Bacaan Niat Salat Tarawih
Niat salat tarawih bisa dilafalkan dalam hati karena berkaitan dengan ketulusan kita beribadah kepada Allah. Pengucapannya tidak harus menggunakan bahasa Arab. Namun, bagi yang merasa lebih mantap membaca niat tersebut dengan bahasa Arab bisa berkata, “Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini (ma’muman/imaaman) lillahi ta’aalaa” yang bermakna “Aku niat shalat Tarawih dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala.”
Doa Salat Tarawih dan Witir
Kita dengan mudah menemukan jamaah salat tarawih yang membacakan doa tertentu selesai salam. Terkait hal ini yang diajarkan oleh Rasulullah hanyalah doa setelah salat witir, dengan bacaan berikut.
للَّهُمَّ إِني أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ ، وَبِـمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَـتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ ، لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ ، أَنْتَ كَمَا أَثْــــنَــــيْتَ عَلَى نَــــفْسِكَ
“Ya Allah, aku berlindung dari kemurkaan-Mu melalui ridha-Mu, aku berlindung dari hukuman-Mu melalui permaafan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak bisa menyebut semua pujian untuk-Mu, sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.”
سُبْحَانَ الـمَلِكِ القُدُّوْسِ
“Mahasuci Dzat yang Maha Menguasai lagi Mahasuci.” (H.R. Abu Daud)
0 komentar