Pikiran





Pikiran tanpa bekal yang
cukup, lalu melelang
buana, mengembara di
alam terbuka, hanya akan
membuat pemiliknya
terkubur dalam pemikiran
lain yang lebih kuat dan
bisa jadi sesat.



            Mind are like parachutes, they work best when open. Kata-kata mutiara dalam bahasa Inggris yang entah ditulis oleh siapa tiu, langsung membuat saya jatuh hati ketika membaca pertama kali.
            Pikiran itu seperti parasut para penerjun. Dia bekerja dengan sempurna ketika sang penerjun, atau pemilik pikiran itu sendiri. Mau membukanya. Kian besar pikiran manusia terbuka, kian besar pula manfaat dan sudut pandang yang bisa diambil olehnya. Kian terbuka pikiran manusia, kian besar pula sumbangan dan kontribusi yang akan diberkannya.
            Dan berkatalah Sayyid Qutb setelah usai menuntaskan Fi Dzilal al Qur’an, sebuah karya master piece yang ditulisnya. “Penulis buku ini, telah melakukan pengembaraan yang luar bias. “Ya, sang syahid memang telah melakukan pengembaraan yang luar biasa, tak hanya dari sisi jasmani, tapi juga pemikiran.
            Seperti juga parasut, pikiran yang tak siap akan membuat pemiliknya hancur berpekingkeping. Parasut yang terbuka, hanya beberapa saat setelah sang penerjun dimuntahkan dari perut pesawat, hanya akan mengundang tamat untuk riwayat. Pikiran tanpa bekal yang cukup, lalu melalang buana, mengembara di alam terbuka, hanya akan membuat pemiliknya terkubur dalam pemikiran lain yang lebih kuat dan bisa jadi sesat.
            Karena itu pula, Sayyid Qutb mengawalinya dengan beal hafalan Al-Quran yang sudah ia tuntaskan ketika umur sepuluh tahunan. Ia juga berbekal sebuah doa dari Ibunda, “Ya Allah, jadikan anakku sebagai mata pena-Mu dan juga mata pedang-Mu.” Maka jadilah ia seperti Sayyid Qutb yang kita kenal.
            Sungguh, hidup akan lebih mudah jika kita menjalaninya dengan pikiran tertutup dan tak berubah. Tak ada yang mesti dipertimbangkan atau dijadikan rujukan. Lebih mudah menganggap bahwa tanah yang kita injak adalah pusat semesta dari pada anggapan bahwa kita hanyalah satu titik kecil dari semesta yang tak terukur jaraknya. Lebih mudah berpikir setiap orang salah, kecuali kita, daripada menganggap semua orang punya kemungkinan benar melebih diri sendiri.
            Tapi sebaliknya, hidup akan terasa begitu berat jika manusia menjalaninya dengan pikiran terbuka. Sebab, we’re living in the changing world. Kita hidup dalam dunia dan juga isinya yang sedang dan selalu berubah.
            Menjadi cerdas, tak kehilangan arah atau focus, dengan pikiran yang terbuka akan membuat kita menjadi manusia-manusia pilihan dengan berjuta manfaat untuk kehidupan. Tapi sekali lagi, menjadi itu semua lebih berat dari memindahkan gunung dari tempatnya.
            Tapi hasil dari itu semua adalah, bisa jadi kita akan menerima bergunung-gunung kebaikan dan seluas-luasnya samudra kearifan yang tak akan pernah didapatkan orang-orang yang menutup diri dan mimilih kemudahan. Semoga kita tak tertipu dan salah mengambil pilihan.***

Load disqus comments

0 komentar