Kartini
adalah pejuang kaum wanita yang berjasa memperjuangkan kaumnya. Ia berjuang membuat
derajat wanita setara dengan kaum laki-laki. Dia juga memberantas kebodohan dan
memajukan kaumnya. Kartini juga ingin memperoleh kebebasan. Ia sosok wanita
yang berani. Dia juga senang berteman. Kita perlu mengenal kartini lebih dalam
karena jasa-jasanya dan tekadnya yang kuat.
Raden
Ajeng Kartini adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita
dengan segala cita-cita, tekad dan perbuatanya .Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan
dan mengilhami kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu.
Dengan
keberanian dan pengorbanan yang tulus dia mampu mengubah kaumnya dari belenggu
diskriminasi. Penderitaan perempuan Jawa yang dunianya sebatas tembok rumah dan
bersedia untuk dimadu kini bisa bebas untuk berpartisipasi di segala bidang.
Kartini lahir di Jepara Jawa Tengah pada
tanggal 21 April 1897. Kartini adalah putri dari Adipati Ario Sosrodiningrat, Bupati
Jepara. Ia putri dari istri pertama tapi bukan dari istri utama. Ibunya bernama
M.A Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang
guru agama di Telu-kawur,Jepara.
Adipati Ario Sosrodiningrat awalnya adalah seorang
wedana di Mayong. Peraturan waktu itu mengharuskan seorang Bupati beristrikan
bangsawan. Karena Ngasirah bukan bangsawan tinggi, maka beliau menikah lagi dengan
Raden Adjeng Werjan. Setelah pernikahan itu, ayah kartini diangkat menjadi
Bupati di Jepara, menggantikan kedudukan ayah kandung R.A Werjan, yaitu ,R.A.A. Tjitrowikromo.
R.AKartini
anak ke -5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari 11 bersaudara Kartini adalah
anak perempuan tertua. Kakak Kartini Sosrokartono adalah seorang yang pintar
dalam bidang bahasa. Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Eropase Legene School) hingga usia 12 tahun. Di situlah
Kartini belajar bahasa Belanda.
Pada
seusia 12 tahun, Kartini harus mengalami masa pingitan. Kartini dipingit karena
kebiasaan adat istiadat di tempat tinggalnya. Apabila seorang wanita sudah menamatkan
belajar di tingkat sekolah dasar, gadis tersebut harus mengalami masa pingitan
hingga saatnya menikahnya tiba.
Merasakan
hambatan demikian, Kartini remaja yang bergaul dengan orang-orang terpelajar
dan juga gemar membaca buku. Hatinya merasa sedih melihat kaumnya yang
kebanyakan terdiri dari anak keluarga biasa tidak pernah bersekolah.
Sejak saat itu Kartini berkeinginan dan betekad
memajukan kaumnya. Untuk membenahi cita-citanya tersebut dia mendirikan sekolah
untuk anak gadis. Di sekolah itu diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak
dan sebagainya. Semua itu tidak dipungut biaya apapun.
Bahkan
demi cita-cita mulianya tersebut, Kartini berencana mengikuti sekolah guru di Belanda.
Dia ingin menjadi seorang pendidik yang lebih baik. Ia mendapat beasiswa dari
pemerintah Belanda. Namun keinginan mulianya tersebut kembali tidak tercapai
karena larangan orang tuanya.
Kartini
sangat senang berteman dengan orang-orang di dalam negeri maupun di Eropa khususnya
di negeri Belanda. Kepada sahabatnya dia sering mencurahkan isi hatinya tentang
keinginannya untuk memajukan kaum wanita di negerinya. Ia ingin ada persamaan hak kaum wanita dan kaum pria.
Karena
Kartini bisa berbahasa Belanda, maka ia
menulis surat kepada sahabatnya di Eropa, salah satu temanya adalah Rosa
Abendanon. Oleh kawan-kawannya di Belanda. surat-surat Kartini dikumpulkan dan
diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul Door
Duistermis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Buku inilah yang akhirnya
menjadi pondasi ’bangunan’ kesetaraan gender di Indonesia.
Orang tua Kartini menikahkannya dengan K.R.M
Adipati Ario Singgih Djoyodiningrat, seorang Bupati di Rembang. Kartini menikah
pada tanggal 12 November 1903. Suaminya memberi kebebasan dan mendukung mendirikan
sekolah wanita.
Kehidupan
berkeluarganya tidak berlangsung lama. Kartini wafat di Rembang pada tanggal 17
September 1904, empat hari setelah beliau berjuang melahirkan putra pertamanya.
Apa
yang sudah dilakukan RA Kartini sangat berpengaruh bagi bangsa kita. Kini kaum
wanita sudah merasakan hasilnya. Kaum wanita sudah bisa sekolah dengan bebas
dan di mana saja baik di dalam maupun di luar negeri. Gerakan emansipasi wanita
telah berhasil. Kartini telah berjasa besar dalam menghantarkan kaum wanita
Indonesia menuju mimbar kehormatam dan kebebasan.
Kartini
adalah sosok wanita teladan yang patut kita contoh. Kita perlu mencontoh
keinginannya memberantas kebodohan dan mendirikan sekolah gratis bagi kaum
wanita. Kita juga harus mencontoh sikap Kartini yang mempunyai banyak cita-cita
mulia.Kartini juga menulis surat untuk memperoleh pertolongan dari luar negeri
demi cita-citanya.
Tanggal
21 April, kita memperingati kelahiran Raden Ajeng Kartini seorang pejuang tokoh
wanita. Dia seorang figur yang baik dan harus kita teladani dalam kehidupan
sehari- hari. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa-jasa
pahlawannya.
0 komentar